Share
logo-portal

6 Desainer Indonesia Unjuk Karya di Tokyo Muslim Fashion Show 2024

img-redaksi Tim Okezone
Minggu 08 September 2024 08:22 WIB
img-thumb
6 Desainer Indonesia Unjuk Karya di Tokyo Muslim Fashion Show 2024 (Foto: KBRI Tokyo)
A
A
A

Indonesia semakin menunjukkan kiprahnya di dunia fesyen global. Seperti contohnya baru-baru ini, enam orang desainer Tanah Air baru saja unjuk gigi di Tokyo, Jepang.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi  yang didampingi Ibu Nuning Akhmadi dalam acara Tokyo Muslim Fashion Festival (TMFF) 2024 di Shibuya, Tokyo, Jepang, menyebut keikutsertaan enam orang desainer Indonesia di  Tokyo Muslim Fashion Show (TMFF) ini adalah momentum yang patut dirayakan.

"Hari ini, kita merayakan kreativitas enam desainer berbakat Indonesia yang mengadopsi kekayaan budaya Indonesia yang beragam dan nilai-nilai Islam yang moderat,” kata Heri.

“Indonesia menganut Bhinneka Tunggal Ika—Persatuan dalam Keberagaman. Filosofi ini tercermin jelas dalam karya para desainer dengan inspirasi dari tradisi negara kita yang kaya dari Aceh hingga Papua," sambungnya.

Acara ini sendiri digelar oleh Kolam Ikan Creative Communication dan e-Agency dengan didukung sepenuhnya oleh KBRI Tokyo.

"Islam adalah agama yang tumbuh paling cepat di Jepang. Pada 2023, populasi Muslim di Jepang melampaui 200 ribu dan terus bertambah. Hal ini mencerminkan keterbukaan dan rasa ingin tahu yang lebih luas terhadap Islam,” jelas  Dubes Heri yang juga didampingi Koordinator Fungsi Penerangan Sosial Budaya Muhammad Al Aula, Koordinator Fungsi Ekonomi Sunan Jaya Rustam, Atase Perdagangan Merry Astrid Indriasari, Atase Perindustrian Sofyari Rahman, dan Atase Keuangan Leni Nurlaeni.

“Hubungan Indonesia dan Jepang, tumbuh semakin kuat tidak hanya di bidang perdagangan dan teknologi tetapi juga melalui pertukaran budaya dan agama yang moderat. Kami dari KBRI Tokyo terus berupaya meningkatkan persahabatan masyarakat kedua negara, mempererat people to people contact," katanya lagi.

 

Pada kesempatan yang sama, Project Director TMFF Iwan Kurniawan berharap penyelenggaraan TMFF 2024 ini akan mampu menarik perhatian para pelaku industri mode dalam negeri para wanita di Jepang.

"“TMFF diselenggarakan karena keberadaan muslim dan Islam sudah sangat diterima oleh masyarakat Jepang. Hal ini menandakan bahwa diversity di Jepang sudah sangat meningkat, dan mereka bisa menerima dengan tangan terbuka. Itulah mengapa kami melihat hal ini adalah salah satu potensi untuk memperkenalkan karya desainer modest fashion Indonesia,” ujar Iwan.

Enam designer yang ikut serta dalam TMFF 2024, pertama ada Sasika by Irna Mutiara yang menampilkan design cantik, mempresentasikan kain Sasirangan dari Kalimantan Selatan, yang dibuat dengan teknik jelujur tangan. SASIKA, singkatan dari Busana Sasirangan Kalimantan Selatan.

Pelangi Asmara yang mengusung koleksi "Origami Series," terinspirasi dari seni melipat kertas Jepang dan menggabungkan gaya kontemporer dengan modest wear tradisional. Koleksi ini menampilkan desain minimalis dengan garis bersih, tekstur halus, dan perpaduan inovatif antara warisan Jepang dan Indonesia.

Territory of Jibaru by Terry Putri. Jibaru, adalah singkatan dari "Jiwa Baru", terlahir kembali dengan semangat yg lembut, keindahan, kebaikan & kesucian. Dengan warna earth tone dominan cokelat yg alami dan hijau yang identik dengan keislaman.

 

Noar, karya Anggraeny Septia, merupakan judul koleksi yang memiliki arti cahaya (kebangkitan). Koleksi ini bertujuan untuk menimbulkan keinginan dan harapan akan bangkitnya kembali peradaban baru yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Koleksi ini memadukan Batik Karawang dan Motif Kaffiyeh Palestina.

Romantic Garden by Kheva Mauza, designed by Raisa Azmi. Menampilkan ragam rancang busana yang menggambarkan keindahan musim gugur di Jepang.

Designer yamg juga berpartisipasi adalah Coalescence by Arga Motif, designed by Amanda Muftie dengan memadukan budaya Jawa yang kaya dengan pengaruh Tionghoa dan Belanda.

Penggabungan warisan budaya dengan desain modern oleh Arga Motif telah mengubah batik menjadi pilihan gaya untuk untuk pakaian sehari-hari, menentang anggapan bahwa batik hanya untuk acara-acara

See original source
link link link link