Anak Haji Isam Beli 15 Persen Saham Jagonya Ayam dari KFC Indonesia

img-redaksi Feby Novalius
Sabtu 05 Juli 2025 10:56 WIB
img-thumb
Anak Haji Isam Beli 15 Persen Saham Jagonya Ayam dari KFC Indonesia. (Foto: Okezone.com)
A
A
A

JAKARTA – PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), pemilik gerai KFC di Indonesia, menjual 15% saham di PT Jagonya Ayam Indonesia (JAI) kepada anak pengusaha Haji Isam, Liliana Saputri, melalui PT Shankara Fortuna Nusantara (SFN).

"Transaksi penjualan saham milik PT Fast Food Indonesia Tbk senilai Rp54.440.100.000 di PT Jagonya Ayam Indonesia," tulis keterbukaan informasi BEI, Sabtu (5/7/2025).

Nilai transaksi dari penjualan saham tersebut mencapai Rp54,4 miliar atau 41.877 lembar saham Seri A milik FAST di Jagonya Ayam.

Rencana transaksi ini dikaji Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Ferdinand, Danar, Ichsan & Rekan. FDI ditunjuk FAST untuk memberikan pendapat kewajaran atas transaksi tersebut sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dalam laporan analisis, FDI menyatakan nilai transaksi tersebut setara dengan 42,62% dari total ekuitas Fast Food Indonesia per 31 Desember 2024, yang tercatat sebesar Rp127,73 miliar.

Karena nilainya melebihi 20% dari ekuitas, maka transaksi ini dikategorikan sebagai transaksi material, sebagaimana diatur dalam POJK No. 17/POJK.04/2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha.

Pemberian pendapat kewajaran ini bertujuan untuk memastikan bahwa transaksi dilakukan secara wajar dan sesuai dengan ketentuan OJK.

Menurut Pengamat Pasar Modal Michael Yeoh, sektor F&B memang paling terdampak oleh pelemahan daya beli masyarakat dalam beberapa tahun terakhir.

"Selama tiga tahun ke belakang, sektor yang paling kena dampak dari pelemahan demand di dalam negeri adalah F&B," ujarnya.

Dirinya menilai, hal ini tercermin dari data ekonomi yang menunjukkan tekanan pada sektor konsumsi.

"Hal ini terlihat dari PMI yang mengalami kontraksi serta angka inflasi yang berturut-turut mengalami deflasi," tuturnya.

Meski demikian, Michael menilai prospek pemulihan sektor ini tetap terbuka, apalagi jika berbagai program pemerintah berjalan efektif.

"Kurangnya daya beli masyarakat membuat sektor ritel dan F&B mengalami penurunan penjualan. Dengan beberapa program strategis pemerintah seperti bantuan langsung tunai (BLT), subsidi, serta Makan Bergizi Gratis (MBG), dan yang terbaru oleh Bank Indonesia (BI) yang melakukan pemangkasan suku bunga, suksesnya program ini akan menjadikan sektor ini mengalami pemulihan signifikan," terang Michael.

See original source
link link link link
Berita Terkait
Economy
Selasa, 26 November 2024