Penggunaan Tablet Semakin Meningkat, Ini Tips Psikolog Agar Anak Tak Kecanduan Gadget

img-redaksi Fitri Rahayu Amanda
Sabtu 05 Juli 2025 11:34 WIB
img-thumb
Psikolog Anak Pritta Tyas memberi tips agar anak tak kecanduan gadget.
A
A
A

JAKARTA - Di era digital saat ini, teknologi seperti tablet menjadi bagian penting dalam kehidupan anak-anak. Perangkat ini tidak hanya digunakan untuk hiburan, tetapi juga sebagai sarana belajar dan berkomunikasi.

Berdasarkan laporan We Are Social tahun 2025, tren penggunaan tablet tumbuh hingga 20,5% dari tahun ke tahun. Namun, di tengah pertumbuhan penggunaan perangkat tablet ini muncul kekhawatiran orang tua akan dampak negatif seperti kecanduan dan hilangnya interaksi emosional yang membuat hubungan dengan anak menjadi renggang.

Pritta Tyas, Psikolog Anak sekaligus Co-Founder BN Montessori serta Good Enough Parents memberi tips yang dapat dilakukan untuk mencegah dampak negatif teknologi itu pada anak. Menurutnya, perang orang tua sangat penting sehingga anak tidak mengalami adiksi atau kecanduan pada perangkat.

“Yang pertama, orang tua harus berotak mencari alternatif kegiatan lain. anak-anak tetap harus diimangi dengan kegiatan bermain di luar ruangan, atau bermain sesuatu yang tidak menatap layar,” kata Pritta berbicara pada peluncuran tablet Redmi Pad 2 di Jakarta, Kamis, (3/7/2025).

Sementara tips kedua adalah pengawasan orang tua atau parental control terhadap penggunaan perangkat atau gadget oleh anak, termasuk tablet. Ini, menuruut Pritta memerlukan ketegasan orang tua dan kesepakatan dengan si anak sendiri, misalnya dengan menyepakati penggunaan tablet untuk hiburan dibatasi hanya selama 2 jam.

Parental control adalah fitur yang sudah mulai umum ada di berbagai tablet yang beredar di Indonesia saat ini, terutama tablet yang ditujukan untuk penggunaan oleh keluarga. Dengan parental control ini, orang tua juga perlu mengawasi aplikasi apa saja yang digunakan oleh anak.

Pritta memperingatkan bahwa orang tua perlu waspada jika anak sudah memperlihatkan tanda-tanda adiksi, misalnya merasa cemas ketika berpisah atau jauh dari gadgetnya. Untuk itu, orang tua perlu memikirkan apa yang bisa dilakukan oleh anak ketika waktu bermainnya dengan tablet atau gadget sudah habis.

Lebih lanjut, Pritta juga memberikan tips bagi orang tua untuk membangun koneksi dengan anak melalui teknologi. Beberapa hal yang dapat dilakukan menurut Pritta adalah:

Saat anak bermain game, cobalah bertanya tentang game apa yang sedang dimainkan, bagaimana cara memainkannya, dan apa yang membuat game tersebut menarik bagi anak.

Luangkan waktu untuk ikut bermain game bersama anak, baik secara bergantian maupun berkolaborasi. Hal ini dapat menciptakan momen kebersamaan yang menyenangkan.

Dengan menunjukkan minat pada aktivitas digital anak, orang tua secara tidak langsung memvalidasi perasaan dan minat anak. Anak akan merasa didukung dan dihargai, sehingga komunikasi pun terbuka lebih lebar.

Selain bermain, ajak anak berdiskusi tentang konten yang mereka konsumsi, seperti video, aplikasi edukasi, atau media sosial. Ini membantu orang tua memahami dunia anak sekaligus memberikan arahan yang positif.

Menurutnya, keterlibatan orang tua dalam aktivitas digital anak dapat memperkuat hubungan emosional, meningkatkan kepercayaan diri anak, serta membangun komunikasi yang sehat. Anak yang merasa didukung cenderung lebih terbuka dan nyaman berbagi cerita dengan orang tua.

See original source
link link link link