Netanyahu Tolak Pasukan Perdamaian Indonesia di Gaza?

img-redaksi Anton Suhartono
Senin 27 Oktober 2025 23:10 WIB
A
A
A

GAZA, iNews.id  - Rencana pengiriman pasukan perdamaian internasional ke Gaza memunculkan tanda tanya besar setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa pemerintahannya hanya akan menerima pasukan dari negara-negara yang dianggap “aman bagi Israel”.

Pernyataan Netanyahu itu menimbulkan spekulasi bahwa Israel kemungkinan akan menolak kehadiran pasukan dari Indonesia, yang selama ini dikenal sebagai salah satu negara paling vokal dalam mendukung kemerdekaan Palestina.

Langkah ini muncul setelah Amerika Serikat dilaporkan menghubungi lima negara untuk membahas pembentukan pasukan penjaga perdamaian di Gaza, yakni Indonesia, Uni Emirat Arab, Mesir, Qatar, dan Azerbaijan. Rencana tersebut digagas di tengah gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang sudah berlaku sejak 10 Oktober namun masih diwarnai pelanggaran oleh militer Israel.

Meski fase pertama gencatan senjata mencakup penarikan pasukan, pertukaran tahanan, dan masuknya bantuan kemanusiaan, pasukan Zionis masih melancarkan serangan udara dan artileri yang menewaskan sekitar 100 warga Gaza sejak kesepakatan diumumkan.

Di sisi lain, mantan Presiden AS Donald Trump mendorong pengerahan pasukan internasional untuk menstabilkan wilayah tersebut. Setelah bertemu Emir Qatar Syekh Tamim, Trump menegaskan bahwa perdamaian abadi di Gaza harus segera diwujudkan, dan Qatar telah menyatakan kesediaannya untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian jika dibutuhkan.

Namun Netanyahu memberikan sinyal penolakan terhadap kehadiran pasukan dari negara-negara Muslim, termasuk Indonesia. “Israel adalah negara merdeka. Kami tidak akan membiarkan pihak mana pun mendikte kebijakan keamanan kami,” ujar Netanyahu dalam pernyataannya.

Menurut dia, Israel tetap akan berkonsultasi dengan Washington terkait daftar negara yang dapat diterima untuk mengirim pasukan, tetapi keputusan akhir tetap berada di tangan pemerintah Israel.

Sikap tersebut menimbulkan pertanyaan tajam: apakah Israel akan menolak pasukan dari Indonesia, negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia yang secara konsisten mendukung perjuangan rakyat Palestina?

Terlebih, Netanyahu pekan lalu juga menyatakan penolakannya terhadap pasukan Turki, menyusul memburuknya hubungan diplomatik kedua negara selama perang Gaza. Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan bahkan telah menghentikan seluruh kerja sama dengan Tel Aviv dan mengecam keras serangan Israel.

Sementara itu, Presiden Indonesia Prabowo Subianto sebelumnya telah menegaskan kesiapan Indonesia untuk berkontribusi menjaga perdamaian global di bawah mandat PBB. Dalam pidatonya di Sidang Umum PBB ke-80 pada September, Prabowo menegaskan bahwa Indonesia siap mengirim 20.000 pasukan tambahan ke berbagai wilayah konflik dunia, termasuk Gaza.